SANG PEMIMPI
(AGUSTINA AMBARWATI)
Setiap hari yang ia lakukan adalah bernyanyi, menyambut pagi
hari dengan bernyanyi. Suara emasnya menyusup dalam naluri hati bagi pendengar
setianya, Ibu Yanti.
“Yak! Ibu jadilah pendengar setiaku saat aku mengeluarkan suaraku!”
“Tinggalah lebih lama bersamaku ibu, agar engkau lihat aku
berdiri diatas sajian panggung musik di sejarah hidupku.”
Itulah yang setiap hari diucapkannya. Dari ia kencur sampai
sekarang menjadi pemuda tampan idola remaja seantereo negeri.
***
Sudah seharian penuh gadis cantik itu pergi menyusuri desa
kecil dan terpencil mencari alamat pemuda si pemilik keberuntungan. Nama
jelasnya adalah Nia Shasika. Gadis
cantik dari kota yang mendapat amanat dari Pak Sumanto seorang ketua management
sebuah label musik terkenal SMt Entertainment untuk mencari pria muda yang
sebelumnya telah banyak membantu pemilik label musik itu.
Sialnya, hingga matahari mulai menghilang, alamat pemuda itu
belum juga ia temukan. Sudiyarto Subekti adalah pemuda yang sedang dicari oleh
Nia. “Hah ?? jaman sekarang emang masih ada remaja yang masih punya nama
Sudiyarto, nama yang sedikit ketinggalan!”
gerutunya sambil menyusuri jalan kecil sepi.
“Aish, gila ini bos kurang kerjaan banget nyuruh-nyuruh gue
nyariin itu orang” umpat nia dalam hati. Tintiiiiiiiinnnnn gubrakk !! seorang
penggendara motor hampir menabrak Nia yang sedang berjalan. Alhasil Nia pun
tersungkur diatas aspal. “Apa kau baik-baik saja ?” tanya si penggendara motor
sambil membuka kaca helmnya. Nia yang tadinya menunduk membersihkan pakaiannya
yang kotor mendongak setelah mendengar suara halus penuh kekhawatiran. “Oh, gue
baik-baik aja kok.” Nia masih belum
sadar dengan apa yang ada dihadapannya. “Gue gak bisa nafas, gue butuh oksigen
segera, tolong gue ! gue sesak, gue ketiban malaikat maut yang gantengnya
lebih-lebih dari semua member one direction.” batin Nia yang seakan tidak
percaya dengan pemuda tampan yang baru saja dilihatnya. “Benarkah kau baik-baik
saja ?” “Oh, bener kok gue baik-baik aja. Eh tapi gue mau tanya, elo orang
kampung sini kan ? lo tau alamat rumah ini enggak ? gue seharian nyari alamat
rumah ini tapi gak ketemu juga.” sambil
memberikan secarik kertas yang berisi alamat yang dia cari.
***
“Ini sudah sampai ke rumah yang kamu cari.” Pemuda itu membuka kaca helmnya dan menunjuk rumah sederhana
yang dicari nia. “Oh, udah sampe ? aduh thanks banget ya, gue enggak nyangka lo
baik banget. Padahal kita baru aja ketemu. Oh, ya nama gue Nia”.mengulurkan
tangan untuk menjabat tangan pemuda si penolong Nia. “Ya, nama ku Sudiyarto,
dan inilah rumahku, rumah yang kau cari.” Ucap Sudiyarto yang membelalakan mata
Nia. Sumpah lo ? Bener ini rumah lo ? Sebentar-sebentar, lo Sudiyarto ?? Lo
Sudiyarto beneran?” “Iya aku Sudiyarto, kalau boleh tau kenapa kau mencari
rumahku? “Apa kita saling kenal
sebelumnya?” Hufft…naik turun nia mengatur
nafasnya karna tidak percaya dengan kebetulan ini. “Entah apa yang gue alamin
seharian ini, entah ini sebuah kebetulan atau apa, hari ini gue banyak dikejutkan.”
Ucap Nia sebagai permulaan kata yang harus diucapkan. “Maksudnya ?” tanya
Sudiyarto yang sedikit bingung dengan perkataan Nia. “Gini ya, pertama gue
disuruh bos gue buat nyari elo. Terus gue hampir nyasar dan nyaris tertabrak
motor lo.”jelas nia. “Terus gue ketemu
elo yang kebetulan lo adalah orang yang gue cari untuk gue bawa ke bos gue. Elo
adalah orang paling beruntung yang pernah gue temuin. Pak Sumanto nyuruh gue
nemuin lo untuk ngabarin bahwa lo dapet kesempatan jadi trainee di label music
beliau. (Trainee adalah sebutan untuk seseorang yang sedang berlatih sebelum
debut). Katanya lo itu orang yang pernah bantuin Pak Sumanto tiga tahun lalu.
Terus udah gitu, katanya lo punya suara emas yang khas. Lo itu emang orang yang
beruntung ya, gue ini juga salah satu trainee di SMt Entertainment.
***
“Masuk dulu, kamu jauh-jauh datang dari Jakarta pasti sangat
lelah. Ini sudah larut malam tidak ada kendaraan yang bisa membawamu ke
Jakarta, kecuali esok hari. Sebentar, aku panggilkan ibuku supaya menyiapkan
baju ganti untukmu. Bu..bu…?” “Iya nak ada apa?” jawab bu Yanti. Seorang single
mother kepala empat. “Ini bu, ada tamu dari Jakarta katanya aku diminta jadi
penyanyi oleh bos nya. Bos nya itu adalah Pak Sumanto orang tiga tahun silam
pernah saya tolong.” Jelas Sudiyar. “Oh ibu ingat , siapa nama gadis cantik
ini?” “Saya Nia dari Jakarta.” Jawab Nia diikuti senyum tipis di bibirnya.
Fajar nampak, Nia bersiap-siap kembali ke Jakarta setelah
bermalam di rumah bu Yanti. Nia akan kembali ke Jakarta bersama Sudiyar,
Sudiyar yang memang bercita-cita menjadi seorang penyanyi akan segera menggapai
mimpinya di Jakarta. Sudiyar meninggalkan bu Yanti di desa dan melangkah ke
Jakarta.
“Jakarta sesak ternyata, penuh dengan segala aktivitas dan
kemacetan.”ucap Sudiyar menggambarkan kota Jakarta. Beberapa jam perjalanan
dari Tanjung Kripik ke Jakarta memakan waktu kurang lebih tujuh jam lamanya.
Mobil berhenti di depan gedung SMt Entertainment, di dalamnya sudah ada Pak
Sumanto yang bersiap memberi sambutan untuk Sudiyarto. “Selamat datang di
SMt Entertain akhirnya kita dipertemukan
dengan cara seperti ini”sambut Pak Sumanto.
Selang beberapa waktu, Sudiyarto dan Pak Sumanto terlibat
dalam perbincangan serius. Mereka sedang membahas kontrak yang akan di jalani
Sudiyar selama menjadi trainee di SMt Entertainment. Kontrak telah di setujui
dan ditanda tangani Sudiyar, Sudiyar resmi mengikat kontrak dengan SMt Ent.
“Karena saya masih baru, jadi mohon bimbingannya Pak” ucap Sudiyar dengan
menjabat tangan Pak Sumanto.
***
Sudiyar, Nia, dan semua trainee lain memulai latihan mereka.
Mulai dari olah vocal, belajar koreografi dance dan lain sebagainya. Setiap
harinya mereka harus berlatih selama sepuluh jam lamanya. Sungguh melelahkan
memang,tetapi demi mimpi yang harus diraih, mereka memanfaatkan waktu latihan
dengan bijak dan melakukan yang terbaik disetiap kesempatan.
Tetapi timbul permasalahan disela mereka berlatih, akibat
perlakuan Pak Sumanto yang sedikit mengistimewakan Sudiyarto si trainee baru.
Salah seorang trainee lain bernama Andrew
yang merasa tidak adil diperlakukan, mulai membully Sudiyar si anak emas
pak Sumanto. Hampir setiap hari Andrew membully Sudiyar, seperti halnya menaruh
obat mules dan menguncinya dalam toilet. “Hei adakah orang di luar? Tolong buka
pintunya. Aku terkunci di dalam.” Teriak Sudiyar sambil menggedor pintu toilet.
Selang beberapa menit Nia yang mendengar suara minta tolong,
segera membuka kunci pintu toilet itu. “Hei, lo kenapa teriak-teriak dalem
toilet? Mana dikunci dari luar lagi” Tanya Nia sambil meledek. “ Ada yang
mengunciku dari luar sepertinya.”tukas Sudiyar. “Huu~ lain kali ati-ati dong,
coba kalo nggak ada gue, mau apa lo?”ejek Nia lagi
***
Malam harinya, Pak Sumanto mengajak makan malam para
trainee. Dan akan menyampaikan kabar gembira mengenai traineenya yang akan
segera debut dan menggelar mini konser. “Di kesempatan yang baik ini, saya
selaku ketua management kalian semua, akan mengumumkan siapa yang akan
melakukan debut terlebih dahulu pada awal tahun ini. Nah, Sudiyar dan Nia yang akan
mengawali debut artis SMt Entertainment awal tahun ini. Hal ini saya putuskan
tidak terlepas dari pengamatan saya mengenai potensi dan kesungguhan mereka
dalam berlatih. Bukan yang lain tidak bagus, tetapi belum saatnya kalian
mengawali debut artis tahun ini.” Jelas Pak Sumanto yang kemudian di sanggah
oleh Andrew salah satu traineenya. “Maaf
pak, kenapa harus Sudiyar terlebih dahulu? Dia masih terbilang baru sebagai
piloting debut awal tahun ini.” “Begini
Andrew, memang Sudiyar masih baru tetapi saya melihat peruntungannya dapat di
peroleh tahun ini. Mohon jangan menolak kaeputusan saya.” Andrew yang kurang
setuju dengan pendapat Pak Sumanto, segera pergi meninggalkan ruangan itu.
***
Sudiyar dan Nia sedang menyiapkan segala keperluan debutnya.
Mereka berada di sebuah pusat perbelanjaan untuk membeli keperluan debutnya.
Nia keluar terlebih dahulu dari tempat itu menuju mobil. Kemudian Sudiyar juga
keluar dari tempat itu, dari kejauhan Nia melihat seseorang dari lantai atas
memegang pot bunga yang sepertinya akan di jatuhkan tepat di kepala Sudiyar.
Belum sempat Nia mendorong Sudiyar agar tehindar dari benda itu,benda itu
terlebih dahulu menghantam keapala Sudiyar. Sudiyar yang terluka dan tak
sadarkan segera di bawa ke UGD.
Kurang seminggu waktu debut mereka, Sudiyar masih tak
sadarkan diri. Polisi sedang mencari siapa pelaku percobaan pembunuhan itu. Di
lokasi kejadian, ditemukan sebuah kancing baju. Diduga kancing itu adalah milik
pelaku.
Nia kini selain disibukkan dengan persiapan debutnya, ia
juga mencoba mencari informasi pelaku kejahatan tersebut. Nia melihat Sudiyar
dalam keadaan kacau di tempat biasa mereka berlatih. Nia memperhatikan Andrew
lengan kemeja terlihat tak rapih dan tanpa kancing. Sejenak Nia berfikir…..
“Andrew?”
Kancing baju yang ditemukan di lokasi kejadian, bentuk
sertawarna sama persis dengan kancing bajumilik Andrew yang sedang dikenakan
saat ini. “Mungkin gak sih pelakunya
adalah Andrew?” Nia menerka-nerka. “Klo bener
Andrew, apa yang harus gue lakuin dengan fakta yang baru aja gue simpulin?” Nia
berada dalam dilemma. Dilain sisi Andrew adalah bagian keluarga SMt
Entertainment, di sisi lain dia memang bersalah karena melakukan percobaan pembunuhan.
***
Di situasi sekarang ini, Andrew bak layangan putus terombang
ambing tak tentu dan di hantui rasa bersalah, Andrew jadi susah tidur bahkan
tak selera makan.
Kini Sudiyar telah siuman, tetapi sudiyar memiliki gangguan
pendengaran sebagai bentuk cidera karena kejadian empat hari lalu.
Pendengarannya terkadang menghilang pada saat ia mulai dalam konsentrasi tinggi
menyanyi. Seperti pada saat gladi pra debut, tiba-tiba ia diam di tengah lagu
yang sedang dilantunkankannya. “Aku tidak mendengar apapun, hal itulah yang
membuatku terdiam.”jelasnya.
Hari debut mereka telah tiba, sebuah gelaran mini konser semua
telah dipersiapkan dengan teliti. Berharap tidak terjadi sesuatu pada Sudiyar
ketika mereka berdua berdiri di atas panggung. “Nia dan Sudiyar stay on stage.” ujar
salah seorang kru
Sudiyar dan Nia berhasil menghipnotis jutaan penonton dengan
suara khas dan ketampanan serta keanggunan yang melekat pada Nia. Mereka telah
dikatakan sukses memulai debut mereka, setelah konser berlangsung Sudiyar dan
Nia menjadi topic pembicaraan nomor satu di artikel maupun berita tv manapun. Popularitas
mereka melejit, apa yang dicapai mereka tak lepas dari kerja keras, kerjasama
keduanya serta dukungan semua pihak.
Akhirnya mimpi seorang pemuda dari desa untuk menjadi
penyanyi yang digandrungi banyak penggemar telah ia capai kini. Dari seorang
Sudiyarto lugu yang dari desa, menjadi Sudiyar Subekti nama panggungnya kini.
Dan kini pelaku percobaan pembunuhan artis terkenal Sudiyar,
harus bertanggung jawab atas perbuatannya.
***
Teriakan seorang
penggemar kepada idola mereka. Hal itulah yang ada dalam pikir seorang Sudiyar.
Telah banyak peluh, amarah, tangis, tawa yang menyertai kesuksesannya kini.
Ia menyeru melantunkan
syair yang diiringi nada hati, di atas besi kokoh yang menjadi penyangga
seorang Sudiyar Subekti. Pangeran besar yang dipuji oleh remaja seantereo
negri.
Terlintas
dalam benak Sudiyar, sesosok ibu. “Kau tlah lihatku disini, berdiri bernyanyi,
dan tlah ku buktikan padamu, kata yang selalu aku teriakkanCerpen diatas cerpen karya saya sendiri, yang terinspirasi dari sebuah kehidupan di drama. Meski judulnya mirip-mirip sama judul film terkenal tapi insyaallah ngga kalah menarik kok^^
~SELAMAT MEMBACA~
CR:Agustina Ambarwati